TUGAS ILMU SOSIAL DASAR MINGGU KE TIGA (3)
1.
PERTUMBUHAN INDIVIDU
A.
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya
tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan
hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi,
1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat
sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu
aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku
menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma
kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan
ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu
masyrakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil
jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan
keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
B. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal).
Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan
yang lebih dewasa.
Pertumbuhan
dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya
pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak
kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah
terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya
tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan
dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa, manusia
dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga
kelestariannya. Sekarang, coba kamu bayangkan jika tidak terjadi pertumbuhan
dan perkembangan pada manusia? Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga
dengan hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan, maka akan mengalami kepunahan.
C. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan manusia yaitu :
1. Pendirian
Nativistik
Menurut para
ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan
oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir.
2. Pendirian
Empiristik dan environmentalistik
Pendirian
ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan
individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan
sama sekali.
3. Pendirian
konvergensi dan interaksionisme
Aliran ini
berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan
pertumbuhan individu.
2.
FUNGSI
KELUARGA
A.
Pengertian
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat dan
melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan
diri dan berjiwa sosial.
B. Macam-Macam Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Pada dasarnya keluarga mempunyai
fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga
lain tetapi karena masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan, tidak
menutup kemungkinan sebagian dari fungsi sosial keluarga tersebut mengalami
perubahan. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga tersebut akan banyak
dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dalam keluarga, hal ini sesuai dengan yang
dikatakan MI Solaeman (1978:18) bahwa : “Pada dasarnya keluarga mempunyai
fungsi-fungsi yang pokok, yaitu fungsi-fungsi yang tidak bisa dirubah dan
digantikan oleh orang lain, sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi
sosial relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan”.
Selain dari pendapat diatas mengenai fungsi keluarga
ini menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai berikut :
· Fungsi
Edukatif – Sebagai suatu unsur dari tingkat pusat pendidikan, merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukn ini, adalah suatu
kewajaran apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saar-saat tertentu
terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada
perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
· Fungsi
Sosialisasi – Melalui interaksi dalam keluarg anak mempelajari pola-pola
tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai dalam masyarakat
dalam rangka pengembangan kepribadiannya. Dalam rangka melaksanakan fungsi
sosialisasi ini, keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara anak
dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerangan,
penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak.
· Fungsi
protektif – Fungsi ini lebih menitik beratkan dan menekankan kepada rasa
aman dan terlindungi apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak
dapat bebas melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
· Fungsi
Afeksional – Yang dimaksud dengan fungsi afeksi adaslah adanya hubungan
sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Anak biasanya mempunyai kepekaan
tersendiri akan iklim-iklim emosional yang terdapat dalam keluarga kehangatan
yang terpenting bagi perkembangan keperibadian anak
·
Fungsi
Religius – Keluarga berkewajiban mmperkenalkan dan mengajak anak serta
keluarga pada kehidupan beragama. Sehingga melalui pengenalan ini diharapkan
keluarga dapat mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang beragama
sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut.
· Fungsi
Ekonomis – Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan dan
pembelanjaannya. Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota keluarga,
sehingga akan menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung jawab bersama.
· Fungsi
Rekreatif – Suasana keluarga yang tentram dan damai diperlukan guna
mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari
· Fungsi
Biologis – Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
biologis keluarga, diantaranya kebutuhan seksuil. Kebutuhan ini berhubungan
dengan pengembangan keturunan atau keinginan untuk mendapatkan keturunan.
Selain itu juga yang termasuk dalam fungsi biologis ini yaitu perlindungan
fisik seperti kesehatan jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu dengan terpenuhinya
kebutuhan sandang, pangan dan papan akan mempengaruhi kepada jasmani setiap
anggota keluarga.
Dari
uraian mengenai fungsi-fungsi keluaga diatas, maka jelaslah bahwa fungsi-fungsi
ini semuanya memegang peranan penting dalam keluarga, terutama dalam
meningkatkan kesejahteraan individu yang menjadi anggota keluarganya.
C. Pengertian Keluarga
Menurut
Departemen Kesehatan RI (1998) :Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapaorang yang terkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan salingketergantungan.
D. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan
golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti;
sekolah, keluarga, perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Dalam ilmu sosiologi
kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.
Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang
menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan
terdapat hubungan pamrih antara anggota-angota nya.
E. 2 Kelompok Masyarakat
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat di golongkan
menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat Modern).
·
Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat
sederhana (primitip) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut
jenis kelamin.pembagiam kerja dalam bentuk lain tidak terungkap jelas, sejalan
dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum
sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
·
Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial atau lebih akrab
dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan di capai.
F. Perbedaan Antara Kelompok
Masyarakat Industri Dan Masyarakat Non Industri
·
Masyarakat
Non Industri
Kita telah
tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a. Kelompok primer
a. Kelompok primer
Dalam
kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat,
lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap
muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab. dalam
kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan
tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab
para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh
kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok
belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota
kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang
bersifat kekeluargaan. Oleh karena yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja,
pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
·
Masyarakat
Industri
Durkheim
mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono
Soekanto, 1982 : 190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda
bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal
pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian
khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas
tertentu.
Contoh-contoh
: tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik
dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks
pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu
masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan
tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya
individualisme.
3. HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.
Makna Individu
Manusia adalah mahluk individu. Mahluk individu berarti mahluk yang
tidak dapat dibagi-bagi,tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan raganya.
B.
Makna Keluarga
Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di masyarakat.
Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan
wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan
memmbesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk murni merupakan satu
kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam
satuan masyarakat manusia.
C.
Makna Masyarakat
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita
dapati pula definisi-definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit.
Menurut Pendapat
R. Linton seorang ahli atropologi mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap
kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka
itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
D. Hubungan
antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
Dalam arti yang luas, masyarakat dimaksud keseluruhuan
hubungan dalam hidup bersama tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan
sebagainya, atau dengan kata lain: kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup
bermasyarakat. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat merupakan sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, seperti teritorial, bangsa,
golongan, dan sebagainya
Dari
definisi-definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa masyarakat
harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
·
Harus ada perkumpulan manusia yang banyak
·
Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam
suatu daerah tertentu
·
Adanya aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang
lain, yang penting adalah resksi sebagai akibat dari hubungan tadi. Reaksi ini
menyebabkan hubungan manusia bertambah luas. Manusia sebagai makhluk sosial
manapun tersusun dalam kelompok –kelompok. Fakta ini menunjukkan manusia
mempunyai sosial akan pembawaan kemasyarakatan.
Masyarakat dibentuk oleh individu-individu yang
beradab dalam keadaan sadar (sadar bahwa ia merupakan bagian lain dari
kelompoknya). Menurut Auguste Comte, kehendak berkumpul itu memang terkandung
di dalam sifat manusia, sehingga nyatalah bahwa manusia pada kodratnya adalah
makhluk sosial, yaitu makhluk yang bertindak seirama dengan kehendak umum,
yaitu masyarakat.
4.
URBANISASI
a. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi
adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
b. Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses urbanisasi boleh di katakan terjadi di
seluruh dunia baik pada negara-negara yang sudah maju maupun yang secara
relatif belum memeiliki industri. Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat
maupun cepat tergantung dari pada
masyarakat yang bersangkutan, proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua
aspek yaitu :
·
Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
·
Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh
mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umumnya disebabkan
karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota.
Secara umum,
sebab-sebab suatu daerah memiliki daya tarik sedemikian rupa sehingga orang
pendatang semakin banyak, adalah sebagai berikut:
1.
Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan
2.
Tempat tersebut letaknya sangat strategis untuk
usaha-usaha perniagaan
3.
Timbulnya industri di daerah itu, baik industri barang
ataupun jasa
TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR MINGGU KE EMPAT (4)
1.
INTERNALISASI BELAJAR DAN
SPESIALISASI
A. Pengertian Pemuda
Pemuda
adalah suatu generasi yang dipundaknya
terbebani bermacam-macam harapan terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus generasi yang akan
meneruskan perjuangan generasi sebelumnya. Generasi yang harus mengisi dan
melangsungkan estafet pembangunan secara terus-menerus.
Lebih
menarik lagi pada generasi ini memepunyai permasalahan yang sangat berfariasi.
Dimana jika permasalahan ini tidak dapat di aasi secara profesional maka pemuda
akan kehilangan fungsinya sebagai penerus bangsa.
B. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri,
bagai mana bertindak dan berfikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik
secar individu maupun sebagai anggota masyarakat.
C.
Internalisasi,
Belajar, Dan Spesialisasi
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan
spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses
berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih
ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma
tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai
institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa
anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma
yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma
yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang
semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau
perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung
di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
D.
Proses
Sosialisasi
Ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh seorang
individu (anak) dalam proses sosialisasi. Pada tahap awal seorang anak akan
belajar dengan lingkungan masyarakat terdekatnya yaitu ayah, ibu, kakak, kakek,
atau neneknya yang tinggal serumah. Dalam lingkungan ini si Anak belajar
menanamkan segala perasaan, emosi, dan sebagainya yang sesuai dengan kemampuan
biologisnya dalam kepribadiannya. Kemudian seiring dengan pertumbuhannya, si
Anak mulai belajar kebiasaan lain seperti cara makan, tidur pada saat yang
tepat. Selanjutnya, si Anak mulai mengenal lingkungan sosial yang lebih luas
seperti tetangga, teman bermain, dan sebagainya. Pada tahapan ini si Anak
belajar emosi, perasaan, nafsu yang dibutuhkannya, belajar aturan, dan
pola tindakan yang umum dalam lingkungan sosialnya.
Proses sosialisasi ini akan terus berlangsung
sepanjang hayat si Anak/Individu. Seorang Individu dalam kehidupan
masyarakatnya akan selalu belajar kebudayaan melalui proses-proses
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi secara bersamaan.
E.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat,
kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa
mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang
menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan
mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para
generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik
mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja
dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak
diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah. Sarana tempat hiburan tumbuh
pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena
hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda
membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang
semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di
perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih
positif.
2. PEMUDA DAN IDENTITAS
A. Pola
Dasar Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah
agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya
benar-banar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah,
menyeluruh, dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
disusun belandaskan :
·
Landasaan idiil
: Pancasila
·
Landasaan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
·
Landasaan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
·
Landasaan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
·
Landasaan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi
luhur yang hidup dalam
masyarakat.
masyarakat.
B. Pengertian
pokok pembinaan dan pengembngan generasi muda
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa
dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul
tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kahidupan bangsa dan negara. Untuk
itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani,
rohani maupun sosialnya.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat
generasi muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat dan narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang
disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya
(eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang
secara terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga
pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu
sendiri.
Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam
pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan
mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan
masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil
guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah
kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi
fungsional pemuda lainnya. Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG
TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi
muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan
nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada
khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja Kecamatan
Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka macam alat
musik seperti suling, angklung dan sebagainya.
C.
Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada
saat ini antara lain :
·
Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan
nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
·
Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda
terhadap masa depannya.
·
Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang
diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri,
tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang
diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri,
tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
·
Kurangnya
lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /
setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
·
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi
perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal
tersebut disebabkan oleh rendahnya daya
beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
·
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di
kalangan masyarakat daerah pedesaan.
·
Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi
perkawinan dan kehidupan keluarga.
·
Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan
narkotika.
·
Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut
generasi muda.
D.
Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu
dikembangkan adalah:
·
Idealisme dan daya kritis
·
Dinamika dan kreatifitas
·
Keberanian mengambil resiko
·
Optimis dan kegairahan semangat
·
Sikap kemandirian dan disiplin murni
·
Terdidik
·
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
·
Patriotisme dan nasionalisme
·
Sikap kesatria
·
Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
E. Tujuan
Pokok Sosialisasi
·
Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan)
yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
·
Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan
kemampuannya.
·
Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui
latihan-latihan mawas diri
yang tep
yang tep
·
Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai
dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umum.
3. PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
A.
Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah
Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong,
dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba
menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk
barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk mengembangkan
ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas
Oregon dan Universitas Carnegie Mellon (CMU), telah membuat proyek bersama berjangka
waktu lima tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota fakultas
dalam program-program belajar dan membaharu dalam wadah Nasional Science
Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi universitas-universitas
tersebut. Hasil yang dicapai proyek itu : Lebih dari dua lusin produk, proses
atau pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan hampir 800 pekerjaan baru,
dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta (Kingsbury. Louise, 1978:59).
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah
dikembangkan pula di negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan,
Singapura, Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor
teknologi industri itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan
sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.
B. Pengertian Pendidikan Dan Perguruan
tinggi
Menurut
pendapat Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin),
pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya”.
Perguruan
tinggi adalah
satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta
didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan
tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi
dibagi menjadi dua:
·
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
·
Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh pihak swasta.
C. Alasan untuk
berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
Menurut
saya pribadi melanjutkan ke pendidikan perguruan tinggi atau kuliah adalah
suatu keinginan yang datang dari hati bukan paksaan dari berbagai pihak atau
keluarga, apabila datang dari diri kita sendiri maka besar kemungkina kita akan
sukses dan berhasil mengenyam pendidikan di perguruan tinggi hingga lulus
nanti.
Alasan
yang paling tepat untuk mengenyam pendidikan tinggi adalah untuk merubah status
diri di mata umum, masyarakat dan keluarga dan untuk menentukan masa depan
hidup kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar