Senin, 01 April 2013

Peranan mahasiswa terhadap kemajuan bangsa dimasa sekarang


Peranan mahasiswa terhadap kemajuan bangsa dimasa sekarang

Sebelum membahas peranan mahasiswa/mahasiswi bagi bangsa, terlebih dahulu kita memahami apa yang di maksud dengan mahasiswa/mahasiswi itu sendiri, mahasiswa/mahasiswi adalah pemuda/pemudi yang dimana mereka berperan bagi perubahan suatu bangsa di masa yang akan datang, oleh sebab itu kita sebagai mahasiswa harus merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
Peranan para mahasiswa ini tidak semua membawa efek positif terhadap pandangan bangsa kedepannya, tapi ada juga beberapa kelompok pemuda yang membawa pandangan negatif. Tidak hanya kondisi para pemuda yang mendukung negara sendiri yang nampak, tapi juga terdapat beberapa kondisi dimana bangsa sendiri malah menjadi penyebab kerusuhan yang terjadi di negara ini. Oleh karena itu, sebagai salah satu kelompok sosial yang merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa berperan sebagai kontrol sosial dan menjadi golongan masyarakat yang memberikan perubahan. Mahasiswa harus memberikan peranan yang adil, beretika, aspiratif, partisipatif, memiliki ide yang membangun, pemikiran ke depan dan gagasan untuk membangun pribadi yang madani didalam masyarakat.
Mengenai mahasiswa itu sendiri, idealnya Perguruan Tinggi membentuk insan akademis yang dapat melakukan belajar secara mandiri serta mencari dan membela kebenaran ilmiah. Dengan adanya pendidikan berkarakter yang diterapkan di Perguruan Tinggi maka diharapkan mahasiswa dapat merancang visi masa depan untuk diri sendiri, lingkungan, dan keluarga dan membentuk masyarakat madani yang kreatif dan inovatif. Pendidikan yang diberikan dari Perguruan Tinggi ini mengarahkan pada perjuangan mahasiswa untuk mendekatkan realita dengan kondisi ideal.
            Kini tantangan masa depan yang harus dihadapi oleh Bangsa kita semakin banyak. Sesudah reformasi terjadi berbagai tantangan baru seperti globalisasi informasi, keberagaman ideologi, politik pencitraan, generasi muda milenium, serta krisis sosial dan ekonomi yang mengglobal. Untuk menjawab semua tantangan tersebut Perguruan Tinggi yang merupakan irisan dari pemerintah, masyarakat sipil, dan masyarakat ekonomi memiliki peran yang sangat penting. Mahasiswalah yang menjadi titik tumpu agar Indonesia dapat bertransformasi menjadi Indonesia yang mandiri dengan membentuk masyarakat yang kreatif dan inovatif. Peran seorang mahasiswa/mahasiswi bagi perkembangan suatu bangsa terutamanya bangsa Indonesia dijaman sekarang sangatlah penting dan sangat di harapkan.

Menjadi mahasiswa membumi


…Menjadi mahasiswa membumi…

Menjadi mahasiswa/mahasiswi yang membumi adalah cita-cita setiap mahasiswa/ mahasiswi sebelum lulus atau setelah lulus dari perguruan tinggi, menjadi mahasiswa/mahasiswi membumi dalam artian adalah menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat, bangsa hingga dunia, tetapi menjadi mahasiswa/mahasiswi yang membumi sebaiknya dimulai dari hal yang kecil terlebih dahulu misalnya membumi bagi keluarga dan masyarakat. keinginin saya adalah membumi bagi keluarga dan masyarakat karena bagi saya adalah memulai suatu kesuksesan itu harus dimulai dari keluarga dan masyarakat terlebih dahulu.
Keinginan saya adalah mengembangkan teknologi informasi berupa jaringan internet di daerah asal saya yaitu “lampung pedalaman” karena didaerah saya masih minim dengan teknologi informasi terutamanya adalah jaringan internet, teknologi informasi sangat berguna bagi warga pedesaan karena dengan teknologi ini warga pedesaan dapat mudah memperoleh informasi untuk mengetahui perkembangan di luar daerah pedesaan mereka, serta untuk memudahkan masyarakat pedesaan dalam mengembangkan usaha seperti petani, pengerajin barang-barang rumah tangga, serta dunia pendidikan di pedesaan.
Cara saya untuk mengembangkan teknologi informasi terutamanya jaringan internet di pedesaan adalah memulai dari meminta izin dan mengajak pihak-pihak yang mempunyai pengaruh di pedesaan seperti kepala desa hingga ke tingkat camatnya, lalu setelah itu saya akan bergerak ke  sekolah-sekolah di setiap pedesaan mulai dari SD hingga SMA nya karena dengan cara itulah memudahkan dan mempercepat dalam mensosialisakan teknologi informasi di pedesaan.
Di sekolah-sekolah saya akan mengajak guru-guru disetiap sekolah agar mulai mengenalkan teknologi informasi terutamanya jaringan internet ke murid-murid supaya murid mengetahui dasar dari jaringan internet itu sendiri, dan membantu guru-guru di setiap sekolah untuk memadai fasilitas yang mendukung murid dalam mengetahui internet seperti computer, cpu, dan buku serta alat-alat tambahan lainnya
Dengan cara mengembangkan teknologi di pedesaan dan dapat mensukseskan pedesaan bagi saya adalah suatu kesuksesan dan kepuasan tersendiri bagi saya, juga membuat bangga keluarga. Bagi saya menjadi mahasiswa/mahasiswi membumi bukanlah mendapat pengakuan dari setiap orang atau masyarakat tetapi kepuasan diri melihat daerah asal saya sukses dengan teknologi informasi.

Kiat-Kiat Belajar Di Perguruan Tinggi


...Kiat-Kiat Belajar Di Perguruan Tinggi…

Pengertian sebagai mahasisswa bagi saya adalah perubahan dunia pendidikan dari SMA ke perguruan tinggi dimana perubahan itu adalah kesekian dari perubahan-perubahan yang dialami sebagian besar pelajar karena sebelum ke perguruan tinggi para pelajar melewati dunia pendidikan dari tinggkat rendah hingga tingkat yang tinggi yaitu perguruan tinggi.
Kiat-kiat dalam belajar di perguruan tinggi sangat banyak caranya tetapi tergantung dari mahasiswa/mahasiswi itu sendiri mau atau tidak seorang mahasiswa/mahasiswi itu berusaha agar sukses dalam belajar di perguruan tinggi, menurut saya kiat-kiat dalam belajar di perguruan tinggi diantaranya adalah sebagai berikut :
      1.      Mempunyai teman
          Maksudnya mempunyai teman adalah setiap mahasiswa/mahasiswi di harapkan bergaul yang baik  dengan semua teman di kampus tetapi pintar-pintarlah memilih teman dalam bergaul karena teman-teman dan lingkungan di kampus dapat mempengaruhi kiat kita dalam belajar di perguruan tinggi, salah bergaul dan memilih teman salah pula dalam kita belajar

       2.      Menghadiri setiap mata kuliah dan selalu bertatap muka dengan dosen.
                 Maksudnya setiap mahasiswa/mahasiswi wajib jika menghadiri setiap jam dan setiap mata kuliah sesuai dengan jadwal kuliah yang ada, karena setiap mahasiswa/mahasiswi jika menghadiri setiap mata kuliah yang ada dapat dipastikan memahami setiap apa yang dosen ajarkan.

       3.      Mencatat poin-poin yang penting setiap dosen menerangkan
            Mencatat setiap poin-poin penting pada saat dosen menerangkan agar memudahan kita dalam belajar atau mengulangi pelajaran.

      4.      Mengerjakan tugas dari setiap dosen
             Maksudnya adalah mengerjakan sebisa mungkin tugas dari semua dosen karena dengan tugas, dosen dapat menilai kerajinan dan menjadi nilai tambah bagi setiap mahasiswa/ mahasiswi yang mengerjakan tugas.

      5.      Mengulangi pelajaran
                Mengulangi pelajaran yang diajarkan oleh dosen dikampus agar lebih memahami semua yang telah kita pelajari.

      6.      Berdoa dan meminta restu kedua orang tua
            Cara ini menurut saya adalah cara yang paling utama sebelum memulai semua aktivitas yang kita lakukan termasuk dalam belajar karena dengan berdoa dan meminta restu kedua orang tua insyaallah kita dimudahkan dalam belajar . Amin


Rabu, 26 Desember 2012





TUGAS ILMU SOSIAL DASAR MINGGU KE sepuluh (10)



            1.      FUNGSI AGAMA

A.    Fungsi Agama Dalam Masyarakat
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 2000, kira-kira 86,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5,7% Protestan, 3% Katolik, 1,8% Hindu, dan 3,4% kepercayaan lainnya.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.
Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.

Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, “Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)”.
· Islam : Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke Indonesia melalui perdagangan.
· Hindu : Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu Buddha seperti kutai, mataram dan majapahit.
· Budha : Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.
· Kristen Katolik : Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
· Kristen Protestan : Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonialBelanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia.Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.
· Konghucu : Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.

Fungsi-Fungsi Agama Diantaranya Adalah :
Agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting, misalnya saja dalam pembentukan individu seseorang.
· Fungsi agama dalam masyarakat adalah fungsi agama di bidang social dimana agama bisa membantu para anggota-anggota masyarakat dalam kewajiban social.
· Fungsi agama dalam keluarga fungsi agama dalam sosialisasi dapat membantu individu untuk menjadi lebih baik diantara lingkungan masyarakat-masyarakat yang lain supaya dapat berinteraksi dengan baik.

B. Dimensi Komitmen Agama
Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson:
dimensi keyakinan mengandung perkiraan/harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
- Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
- Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
- Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.

2.      PELEMBAGAAN AGAMA

Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat
· masyarakat dan nilai-nilai sacral.
· masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang.
· masyarakat-masyarakat industri sekuler
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.



3.      AGAMA, KONFLIK DAN MASYARAKAT

A.    Contoh Konflik Agama Dalam Masyarkat
            Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa.Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah.
Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.


 DAFTAR PUSTAKA
http://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/4pokok-hak-asasi-dalam-4-pasal-yang-tercantum-pada-uu45/
http://bimanovakh.blogspot.com/2011/01/masyarakat-perkotaan-aspek-aspek.html
 http://aji-pangestu.blogspot.com/2011/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://mustainronggolawe.wordpress.com/2012/01/07/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://zakariazeky.wordpress.com/2012/02/02/bab-10-agama-dan-masyarakat/
http://damardwi.blogspot.com/2010/11/pertentangan-pertentangan-sosial-dan.html



TUGAS ILMU SOSIAL DASAR MINGGU KE sembilan (9)


1.ILMU PENGETAHUAN

    A.Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.

B. Beberapa Hal Sikap Yang Ilmiah

Scientist atau Sikap ilmiah dimana ilmuwan mempelajari gejala-gejala alam melalui observasi, eksperimentasi dan analisis yang rasional. Ia menggunakan sikap-sikap tertentu (Scientific attitudes). Sikap-sikap tersebut antara lain :

· Jujur
Seorang ilmuwan wajib melaporakan hasil pengamatan secara objektif. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja ia tidak jujur dari manusia lain, tetapi dalam hal penelitian ia harus sejujur-jujurnya dalam melaporkan penelitiannya.

· Terbuka
Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka dan bebas dari praduga. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima/ menolaknya. Jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.

· Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih luas, atau mungkin saja pendapatnya bisa salah. Dalam belajar menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, serta tidak memaksakan suatu pendapat kepada orang lain.

· Skeptis
Ilmuwan dalam mencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, dan skeptis. Ia akan menyalidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Ia akan bersikap kritis untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat.

· Optimis
Seorang ilmuwa selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi akan mengatakan “ Berikan saya kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan “.

· Pemberani
Ilmuwan sebagai pencari kebenaran harus berani melawan semua kesalahan, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan dan kebatilan yang akan menghambat kemajuan.

· Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus selalu kreatif agar terlihat lebih menarik.
  2.      TEKNOLOGI

A.    Pengertian teknologi

Teknologi merupakan satu konsep yang luas dan mempunyai lebih daripada satu takrifan. Takrifan yang pertama ialah pembangunan dan penggunaan alatan, mesin, bahan dan proses untuk menyelesaikan masalah manusia.Istilah teknologi selalunya berkait rapat dengan rekaan dan gadget menggunakan prinsip sains dan proses terkini. Namun, rekaan lama seperti tayar masih menunjukkan teknologi.

Maksud yang kedua digunakan dalam bidang ekonomi, yang mana teknologi dilihat sebagai tahap pengetahuan semasa dalam menggabungkan sumber bagi menghasilkan produk yang dikehendaki. Oleh itu, teknologi akan berubah apabila pengetahuan teknikal kita berubah.

Takrifan teknologi yang diguna pakai di sekolah-sekolah dan institusi-insitusi pengajian tinggi di Malaysia ialah aplikasi pengetahuan sains yang boleh memanfaatkan serta menyelesaikan masalah manusia yang dihadapi dalam kehidupan seharian.

B.     Ciri-Ciri Fenomena Teknik Pada Masyarakat

·         Rasionalitas, artinya tidakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.

·         Artifisialitas, artiya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.

·         Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi da rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.

·         Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.

·         Monisme, artiya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.

·         Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.

·         Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip.

C.    Ciri-Ciri Teknologi Barat

·         Bersifat Intensif pada semua kegiatan manusia.

·         Cenderung bergantung pada sifat ketergantungan.

·         Selalu berpikir bahwa barat adalah pusat dari segala teknologi

              3.      ILMU PENEGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN NILAI

A.    Pengertian Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Nilai

·         Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah untuk mengenali kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

·         Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya untuk mempermudah pekerjaan manusia.

·         Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

           4.      KEMISKINAN

   A.    Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

B.     Ciri Kemiskinan

Apabila kita amati, mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

·         Mereka umumnya tidak mempunyai factor produksi sendiri seperti tanah yang cukup, modal dan keterampilan.

·         Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.

·         Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD atau SLTP. Waktu mereka tersita habis untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk belajar.

·         Kebanyakan mereka tinggal di pedesaan.

·         Kebanyakan dari mereka yang hidup di kota, masih berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan yang mumpuni dan pendidikan yang layak untuk bersaing di kota. Sehingga banyak dari mereka bekerja sebagai buruh kasar, pedagang musiman, tukang becak, pembantu rumah tangga. Beberapa dari mereka bahkan jadi pengangguran atau gelandangan.

C.    Fungsi Kemiskinan

·         Pertama, adalah menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan kotor, tidak terhormat, berat, berbahaya, tetapi di bayar murah.

·         Kedua, kemiskinan adalah menambah atau memperpanjang nilai guna barang atau jasa. Baju bekas yang sudah tidak terpakai dapat di jual ( atau dengan bangga di katakan ” di infakan ”)kepada orang-orang miskin.

·         Ketiga, kemiskinan adalah mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena di bayar murah, petani tidak boleh menaikan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.

·         Kempat, kemiskinan adalah menyediakan lapangan kerja,bagaimana mungkin orang miskin memberikan lapangan kerja ? karena ada orang miskin lahirlah pekerjaan tukang kredit ( barang atau uang ) aktivis-aktivis LSM ( yang menyalurkan dana dari badan-badan internasional lewat para aktivis yang belum mendapatkan pekerjaan kantor ) belakangan kita tahu bahwa tidak ada komunitas yang paling laku di jual oleh negara ketiga di pasaran internasional selain kemiskinan.

·         Kelima, kemiskinan adalah memperteguh status sosial orang-orang kaya, perhatikan jasa orang miskin pada perilaku orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya memberikan label bos kepadanya.Nyonya-nyonya dapat menunjukan kekuasaannya dengan memerintah inem-inem mengurus rumah tangganya.


TUGAS ILMU SOSIAL DASAR MINGGU KE delapan (8)


            1.      PERBEDAAN KEPENTINGAN

A.    Pengertian perbedaan kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
·         Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
·         Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
·         Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
·         Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
·         Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
·         Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
·         Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
·         Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase


         2.      PRASANGKA,DISKRIMINASI, DAN ETHNOSENTRISME

A. Prasangka dan Ethnosentrisme
            Prasangka dan Ethnosentrisme dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
            Ethnosentrismeyaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.


         3.      PERTENANGAN SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

A. Pengertian Pertentangan Sosial Ketegangan Dalam Masyarakat
Mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Mengandung tiga taraf :
·         Pada taraf yang terdapat didalam diri seseorang.
·         Pada taraf yang terdapat pada suatu kelompok.
·         Pada taraf yang terdapat pada suatu masyarakat.

Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut :
·         Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
·         Subjunction atau Domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah dan menaatinya.
·         Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting.
·         Minority consent, artinya kelompok mayoritas yang menang.
·         Compromise, artinya semua subkelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
·         Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan, dan ditelaah.

         4.    GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

A. Masyarakat Majemuk dan National Indonesia terdiri dari :
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
·         Suku bangsa dan kebudayaannya.
·         Agama
·         Bahasa
·         Nasional Indonesia.
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.

B.     Integrasi Nasional
variabel-variabel yang dapat menghamabat dalam integritas adalah :
·         Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
·         isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi.
·         Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
·         Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan.
merupakan masalah yang dialami semua negara didunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.

a.      Di bawah ini beberapa permasalahan integrasi nasional.
·         Perbedaan Ideologi.
·          Kondisi masyarakat yang majemuk.
·         Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh.
·         Pertumbuhan partai politik

b.      Upaya Pendekatan.
·         Mempertebal keyakinan seluruh warga negara terhadap ideologi nasional.
·         Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis.
·         Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasiona.
·         Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis pribumi.



TUGAS ILMU SOSIAL DASAR MINGGU KE tujuh (7)



1.      MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF


      A.    Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat bandsukuchiefdom, dan masyarakat negara. Katasociety berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.




        B.     Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
·         Mematuhi aturan yang dibuat oleh negara.
·          Mematuhi hak dan kewajiban sebagai masyarakat.
·          Melindungi negara ditempat masyarakat tersebut bermukim.
·         Menciptakan lingkungan yang tentram dan damai.

        C.    Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
·         kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·         orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya.
·         Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
·         pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·         kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
·          interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadI.
·          pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
·          perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.



        D.    Tipe Masyarakat
Masyarakat mempunyai tipe seperti berikut :
·         Masyarakat kecil yang belum kompleks, yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian kerja, struktur, dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajarisebagai satu kesatuan.
·         Masyarakat yang sudah kompleks, yaitu masyarakat yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan sudah maju, teknologi maju, dan sudah mengenal tulisan.

         E.      Ciri-ciri Masyarakat Kota
·         kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·         orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya.
·         Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
·         pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·          kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
·          interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi.
·         pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
·         perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar



         F.     Perbedaan Masyarakat Kota dan Desa
·         jumlah dan kepadatan penduduk.
·         stratifikasi sosial.
·         pola interaksi sosial.
·         lingkungan hidup.
·         corak kehidupan sosial.
·         solidaritas sosial.
·         mata pencaharian.
·         mobilitas sosial 

2.      HUBUNGN DESA DAN KOTA

A.    Hubungan desa dan kota diantara adalah
·         masyarakat tersebut bukanlah 2 komunitas yg berbeda.
·         bersifat ketergantungan.
·         kota tergantung desa dlm memenuhi kebutuhan bahan pangan.
·         desa jg merupakan tenaga kasar pd jenis pekerjaan tertentu.
·         sebaliknya, kota menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan desa.
·         peningkatan penduduk tanpa diimbangi perluasan kesempatan kerja berakibat kepadatan.
·         mereka kelompok para penganggur di desa

3.      ASPEK POSITIF DAN NEGATIF

A.    Unsur lingkungan perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :


·         Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
·         Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
·         Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
·         Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
·         Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan:
·      Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
·      Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
·      Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
·      Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.

B.     Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalm kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional maupun nasional.

4.      MASYARAKAT PERDESAAN

A.    Pengertian Desa
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, social, ekonomi, politik dan kulural yng terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain. Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantungfactor ekonomi, social, pendidikan dan kebudayaan.


B.     Ciri – ciri Desa
Ciri-ciri masyarakat desa antara lain sebagai berikut :
·         System kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar ekelurgaan (paguyuban).
·         Mansyarakat bersifat homogeny seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat istiadat.
·         Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bla dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
·         Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
·         Factor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.
·         Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.

C.    Ciri Masyarakat Desa
·         Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya diluar batas-batas wilayahnya.
·         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
·         Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-
pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
·         Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat
istiadat dan sebagainya.

D.    Gotong Royong
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarahpantunPancasila,hukum adatketuhanan, dan kekeluargaan, gotong-royong menjadi dasar Filsafat Indonesia. Contohnya  seperti :

·         Membersihkan lingkungan bersama.
·         Adanya sistem ronda untuk menjaga lingkungan.
·         Saling membantu sesama warga.
·         Bahu membahu dalam pembangunan desa

E.     Sifat dan Hakikat
Masyarakat desa dinilai oleh orang kota sebagai masyarakat damai, harmonis, adem ayem dan tenang. Dan memiliki sifat :
·         petani tidak kolot,, tidak bodoh, tidak malas.
·         sifat hidup penduduk desa rata-rata luas sawah kurang lebih 0,5 ha

F.     Gejala Mayarakat Pedesaan
Di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, yang menyebabkan di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan. Gejala-gejala sosial tersebut antara lain :
·         Konflik (pertengkaran), pertengkaran yang terjadi di sini biasanya terjadi karena masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga.
·         Kontraversi (pertentangan), petentangan ini sering terjadi diakibatkan perubahan kebudayaan, psikologi ata dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
·         Kompetisi (persaingan), persaingan di sini sering terjadi dalam berbagai hal, terutama dalam bekerja.
·         Kegiatan pada masyarakat pedesaan

G.    Sistem Budaya Petani Indonesia
Sejarah perjuangan hidup umat manusia hanya akan bermuara pada dua latar belakangbudaya, budaya petani (bertani, berternak dan menangkap ikan sebagai nelayan) dan budaya pedagang. Indonesia, secara sadar mentransformasi budaya petani ke dalam budaya industri. Dan budaya itu pula yang menjiwai budaya industrinya. Apa dan bagaimana “budaya petani” dan “budaya pedagang” dapat tergambar dalam kisah sederhana.


H.    Unsur – unsur Desa
·         Daerah
·         PenduduK
·         corak kehidupan
·         unsur gotong royong

I.       Fungsi Desa
·         fungsi desa dlm hubungannya dengan kota.
·         sebagai lumbung bahan mentah atau tenaga kerja.
·         dan segi kegiatan, kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan.

5.      PERBEDAAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN
Kehidupaan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan yang paling mendasar adalah keadaan lingkungan, yang mengakibatkan dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Kesan masyarakat kota terhadap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, serta mudah tertipu dsb. Kesan seperti ini karena masyarakat kota hanya menilai sepintas saja, tidak tahu, dan kurang banyak pengalaman.Untuk memahami masyarakata pedesaan dan perkotaan tidak mendefinisikan secara universal dan obyektif. Tetapi harus berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tingal dalam suatu daerah tertentu, ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan.Masyarakat pedesaan ditentukan oleh bentuk fisik dan sosialnyya, seperti ada kolektifitas, petani iduvidu, tuan tanah, buruh tani, nelayan dsb.Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenotas, perbedaan sosisal, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem lainnya.